Selasa, 06 November 2012

FISIKA



1.  Contoh Makhluk Hidup yang Mendengar Secara Infrasonik, Audiosonik, dan Ultrasonik
A. Frekuensi Infrasonik =  < 20 Hz
Frekuensi infrasonik yakni frekuensi yang tidak dapat ditangkap oleh panca indera, seperti gempa bumi, tanah longsor, dsb. Contoh makhluk hidup yang mampu mendengar frekuensi infrasonik adalah jangkrik, nyamuk, gajah, cicak, semut, kudanil dll.
B. Frekuensi Audiosonik = 20 Hz - 20.000 Hz
Frekuensi audiosonik yakni frekuensi yang dapat ditangkap oleh panca indera, seperti bernyanyi, berteriak, dsb. Contoh makhluk hidup yang mampu mendengar frekuensi audiosonik adalah manusia, kucing, ayam, bebek, sapi, tikus, kambing, kuda, domba, dll. 
C. Frekuensi Ultrasonik =  > 20.000 Hz
Frekuensi ultrasonik yakni frekuensi yang tidak dapat didengar karena frekuensinya terlampau besar. Contoh makhluk hidup yang mampu mendengar frekuensi ultrasonik adalah kelelawar, anjing, lumba-lumba, paus, dll.
2.  Bagian-Bagian Telinga dan Fungsinya
1. Telinga bagian luar yaitu daun telinga, lubang telinga dan liang pendengaran
2. Telinga bagian tengah terdiri dari gendang telinga, 3 tulang pendengar ( martil, landasan dan sanggurdi) dan saluran eustachius.
3.  Telinga bagian dalam terdiri dari alat keseimbangan tubuh, tiga saluran setengah lingkaran, tingkap jorong, tingkap bundar dan rumah siput (koklea)
Fungsi bagian-bagian indra pendengar :
a.    Daun telinga, lubang telinga dan liang pendengaran berfungsi untuk menangkap dan mengumpulkan gelombang bunyi.
b.    Membran Timpani berfungsi untuk menangkap getaran.
c. Gendang telinga berfungsi untuk menerima rangsang bunyi dan meneruskannya ke bagian yang lebih dalam, yakni dari udara ke tulang pendengaran.
d. Tiga tulang pendengaran ( tulang martil, landasan dan sanggurdi) berfungsi untuk memperkuat getaran dan meneruskannya ke koklea atau rumah siput.
e. Tingkap jorong, tingkap bundar, tiga saluran setengah lingkaran dan koklea (rumah siput) berfungsi untuk mengubah impuls dan diteruskan ke otak. Tiga saluran setengah lingkaran juga berfungsi untuk menjaga keseimbangan tubuh.
4. Serumen: Melindungi telinga dari kerusakan dan infeksi.
5. Saluran Eustachius: Menghubungkan telinga tengah dengan bagian telinga belakang.

3.  Mekanisme Pendengaran
Bunyi ditangkap dan diterima oleh telinga luar, seperti daun telinga, lubang telinga, dan liang pendengaran, kemudian melewati membran timpani yang telah menangkap bunyi dari telinga luar tadi. Setelah menerima rangsang bunyi, gendang telinga kembali meneruskannya ke tulang-tulang pendengaran. Disini, tulang martil, landasan, dan sanggurdi mereka memperkuat getaran/impuls dan kemudian meneruskannya kembali ke koklea/rumah siput dan merangsang saraf di sekitar cairan rumah siput dan dikirim ke otak. Selanjutnya di otak, suara tersebut diolah sehingga dapat mendengar dan mengartikannya.
4.  Faktor yang Mengakibatkan Seseorang Kehilangan Pendengaran
Gangguan pendengaran bisa terjadi pada siapa saja dan pada semua umur , bisa sementara dan bahkan permanen. Gangguan pendengaran disebabkan karena salah satu atau lebih, bagian dari telinga tidak dapat berfungsi secara normal.
Jenis Gangguan Pendengaran :
1.    Gangguan Pendengaran Konduktif : Terjadi ketika gelombang suara terhalang masuknya dari lubang telinga dan gendang telinga menuju ke rumah siput ( koklea ) dan Saraf Pendengaran (Auditory Nerve).
Beberapa penyebab gangguan pendengaran ini :
·      Infeksi Telinga Tengah (otitis media)
·      Peradangan yang ditimbulkan menyebabkan cairan yang menumpuk di telinga tengah serta dapat merusak gendang telinga.
·      Kista di liang telinga
·      Tumor di telinga tengah
·      Sumbatan Cerumen atau Benda Asing (kotoran telinga)
·      Pengapuran atau kekakuan pada:
-       Gendang telinga (timpanosklerosis)
-       Tulang-tulang pendengaran (otosklerosis)
2.    Gangguan Pendengaran Sensorineural/Saraf : Terjadi ketika rumah siput ( koklea) atau saraf pendengaran fungsinya menurun. Disebabkan adanya kerusakan pada telinga bagian dalam atau pada jalur saraf pendengaran ke otak dan biasanya bersifat menetap/permanen.
Beberapa penyebab gangguan pendengaran ini :
·      Faktor Usia
·      Dikenal dengan presbikusis. Terjadi secara berangsur-angsur, sehingga kadang-kadang tidak disadari.
·      Paparan terhadap Kebisingan
·      Suara mesin di pabrik atau suara musik yang keras dapat menyebabkan gangguan pendengaran.
·      Penyakit atau Trauma
·      Penyakit Meniere Syndrome (disertai dengan vertigo, mual, dan tinitus), tumor, cedera kepala waktu lahir, dan juga dapat disebabkan oleh infeksi virus seperti TORCHS (toksoplasma, rubella, citomegalovirus, herpes, dan syphilis), dan diabetes melitus.
·      Obat-obatan (ototoxic) seperti: pemakaian aspirin dosis tinggi, beberapa antibiotika, diuretika, dan kemoterapi. Sebaiknya selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum mengkonsumsi obat-obatan.
Faktor-Faktor Lain:
·      Merokok dapat menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah ke telinga dalam.
·      Faktor genetika/keturunan.
·      Akibat dari penyakit sistemik lainnya. 
3.    Gangguan Pendengaran Campuran : Campuran atau gabungan antara gangguan pendengaran konduktif dan saraf. Dimana gangguan pendengaran ini disebabkan karena adanya gangguan pada jalur konduktif dan sensorineural/saraf.

Derajat Gangguan Pendengaran, berdasarkan ambang dengar hantaran udara :
·      Normal: 0 - 20 dB
·      Kurang Dengar :
-       Ringan (mild hearing loss) : 21 - 40 dB
-       Sedang (moderate hearing loss) : 41 - 70 dB
-       Berat (severe hearing loss) : 71 - 90 dB
·      Tuli (deaf) : > 90 dB

5.  Efek-Efek Gelombang Ultrasonik
Gelombang ultrasonik dapat memberikan efek, baik mekanik, panas, kimiawi maupun biologis. Atau perubahan – perubahan siklik yang terjadi pada perambatan gel ultrasonik : getaran partikel, perubahan tekanan, peruabahan densitas, dan perubahan suhu.
Semua perubahan di atas bersifat sementara dan pengaruhnya sangat kecil, banyaknya panas yang timbul di dalam jaringan tubuh ditentukan oleh : intensitas, lamanya pemaparan, dan koefisien absorpsi jaringan. Pemakaian gel ultrasonik dan intensitas tinggi dapat menimbulkan fenomena kavitasi pada medium yang berupa cairan. Faktor yang menambah keamanan penggunaan USG yang banyak dipakai saat ini mempunyai intensitas < 10 MW/Cm2.
1.    Mekanik
Membentuk emulsi asap/awan dan disintegrasi beberapa benda padat. Ini bisa digunakan untuk mendeteksi lokasi batu empedu.
2.    Panas
Sebagian ultrasonik mengalami refleksi pada titik yang bersangkutan dan sebagian lagi pada titik tersebut mengalami perubahan panas. Pada jaringan bisa terjadi pembentukan rongga dengan intensitas tinggi.
3.    Kimia
Gelombang ultrasonik menyebabkan oksidasi dan hidrolisis ikatan polyester
4.    Biologis
Efek ini sebenarnya merupakan gabungan antara efek-efek di atas, misalnya panas menimbulkan dilatasi pembuluh darah. Ultrasonik juga meningkatkan permeabilitas membran sel dan kapiler serta merangsang aktivitas sel. Otot mengalami paralisis dan sel-sel hancur, bakteri dan virus dapat pula hancur. Keletihan akan terjadi jika frekuensi ultrasonik ditingkatkan.
6.  Aplikasi Gelombang Ultrasonik di Bidang Kesehatan
Pemeriksaan bagian dalam tubuh manusia dengan Ultrasonik dinamakan USG (Ultrasonografi)  merupakan aplikasi gelombang bunyi dalam bidang kedokteran.  Pemeriksaan dengan menggunakan Ultrasonografi  memanfaatkan sifat gelombang yaitu bisa dipantulkan termasuk gelombang bunyi. Sebagai contoh aplikasi gelombang bunyi dalam bidang kedokteran adalah pemeriksaan  janin dan ibu hamil oleh dokter spesialis kandungan  dan kebidanan.  Dengan  mengamati  layar monitor dokter bisa mengetahui  ukuran janin, denyut jantung sampai jenis kelamin, maka dokter bisa memonitor pertumbuhan serta kesehatan janin.
Pemeriksaan dengan Ultrasonografi lebih aman dibandingkan dengan pemeriksaan menggunakan sinar-x (sinar Rontgen) baik bagi ibu yang mengandung atau bagi janin. Ultrasonik tidak akan merusak material yang dilewatinya  karena ultrasonik merupakan salah satu gelombang mekanik sehingga pemeriksaan Ultrasonografi disebut Pengujian tak merusak (non destructive testing) disingkat  NDT.  Aplikasi gelombang bunyi dalam bidang kedokteran  yang lain adalah penggunaan ultrasonografi  untuk pemeriksaan kanker pada hati dan otak.
Kelebihan penggunaan Ultrasonografi dibanding penggunaan sinar x adalah:
Ultrasonografi lebih aman  untuk melihat janin di dalam rahim ibu hamil dibanding sinar x karena sinar x dapat meng-ionisasi sel hidup
Ultrasonografi dapat digunakan terus menerus untuk melihat pergerakan serta perkembangan sebuah janin
Ultrasonografi dapat mengukur kedalaman suatu benda di bawah permukaan kulit melalui selang waktu dipancarkan sampai dipantulkan kembali gelombang ultrasonik. Sedangkan gambar yang dihasilkan oleh sinax datar tanpa petunjuk jarak letak sebuah benda atau kedalaman benda.
Ultrasonigrafi mampu mendeteksi perbedaan antar jaringan-jaringan lunak dalam tubuh yang tidak dapat dilakukan oleh sinar x sehingga mampu menemukan tumor atau gumpalan lunak di tubuh manusia.
Gelombang ultrasonik dengan intensitas yang sangat tinggi, yaitu 107W/m2, digunakan untuk diagnosa dan pengolahan seperti menghancurkan jaringan dalam tubuh yang tidak diinginkan (misalnya tumor atau batu ginjal). Gelombang ultrasonic dapat juga digunakan untuk terapi, misalnya untuk memberi pemanasan pada bagian tubuh yang luka.
 
7.  Rumus dan Penggunaannya pada Efek Doppler
Ketika kita mendekati sumber bunyi maka frekuensi yang terdengar akan lebih keras. Sebaliknya jika kita menjauhi sumber bunyi maka frekuensi yang didengar akan lebih kecil. Peristiwa ini pertama kali dipikirkan oleh fisikawan Austria bernama Christian Andreas Doppler (1803 – 1855). Dengan demikian peristiwa seperti ini dikenal dengan efek Doppler. Efek Doppler adalah sebuah peristiwa jika ada sebuah sumber bunyi dan  pendengar yang bergerak relative satu sama lain (menjauhi atau mendekati) maka frekuensi yang didengar oleh pendengar tidak sama dengan frekuensi yang dipancarkan oleh sumber bunyi.
Maka untuk menentukan berapa besar frekuensi yang didengar oleh pendengar bisa kita cari dengan persamaan sebagai berikut :
 Fp = V ± Vp / V ± Vs x Fs     Keterangan :
                                                Fp   : Frekuensi pendengar (Hz)
Fs   : Frekuensi sumber bunyi (Hz)
V    : Kecepatan merambatnya gelombang di udara (m/s)
Vp  : Kecepatan pendengar (m/s)
Vs   : Kecepatan sumber bunyi (m/s)
Dari rumus di atas, terdapat beberapa ketentuan penggunaannya (+-) mengenai rumus itu sendiri, yakni :
·      Jika sumber bunyi  bergerak mendekati pendengar maka kecepatan sumber bunyi (Vs) bernilai negatif (Vs = -), jika bergerak sebaliknya maka bernilai positif (Vs = +)
·      Jika pendengar mendekati sumber bunyi maka kecepatan pendengar (Vp) bernilai positif (Vp = +), jika bergerak sebaliknya maka bernilai negatif (Vp = - )


FISIKA



1.  Contoh Makhluk Hidup yang Mendengar Secara Infrasonik, Audiosonik, dan Ultrasonik
A. Frekuensi Infrasonik =  < 20 Hz
Frekuensi infrasonik yakni frekuensi yang tidak dapat ditangkap oleh panca indera, seperti gempa bumi, tanah longsor, dsb. Contoh makhluk hidup yang mampu mendengar frekuensi infrasonik adalah jangkrik, nyamuk, gajah, cicak, semut, kudanil dll.
B. Frekuensi Audiosonik = 20 Hz - 20.000 Hz
Frekuensi audiosonik yakni frekuensi yang dapat ditangkap oleh panca indera, seperti bernyanyi, berteriak, dsb. Contoh makhluk hidup yang mampu mendengar frekuensi audiosonik adalah manusia, kucing, ayam, bebek, sapi, tikus, kambing, kuda, domba, dll. 
C. Frekuensi Ultrasonik =  > 20.000 Hz
Frekuensi ultrasonik yakni frekuensi yang tidak dapat didengar karena frekuensinya terlampau besar. Contoh makhluk hidup yang mampu mendengar frekuensi ultrasonik adalah kelelawar, anjing, lumba-lumba, paus, dll.
2.  Bagian-Bagian Telinga dan Fungsinya
1. Telinga bagian luar yaitu daun telinga, lubang telinga dan liang pendengaran
2. Telinga bagian tengah terdiri dari gendang telinga, 3 tulang pendengar ( martil, landasan dan sanggurdi) dan saluran eustachius.
3.  Telinga bagian dalam terdiri dari alat keseimbangan tubuh, tiga saluran setengah lingkaran, tingkap jorong, tingkap bundar dan rumah siput (koklea)
Fungsi bagian-bagian indra pendengar :
a.    Daun telinga, lubang telinga dan liang pendengaran berfungsi untuk menangkap dan mengumpulkan gelombang bunyi.
b.    Membran Timpani berfungsi untuk menangkap getaran.
c. Gendang telinga berfungsi untuk menerima rangsang bunyi dan meneruskannya ke bagian yang lebih dalam, yakni dari udara ke tulang pendengaran.
d. Tiga tulang pendengaran ( tulang martil, landasan dan sanggurdi) berfungsi untuk memperkuat getaran dan meneruskannya ke koklea atau rumah siput.
e. Tingkap jorong, tingkap bundar, tiga saluran setengah lingkaran dan koklea (rumah siput) berfungsi untuk mengubah impuls dan diteruskan ke otak. Tiga saluran setengah lingkaran juga berfungsi untuk menjaga keseimbangan tubuh.
4. Serumen: Melindungi telinga dari kerusakan dan infeksi.
5. Saluran Eustachius: Menghubungkan telinga tengah dengan bagian telinga belakang.

3.  Mekanisme Pendengaran
Bunyi ditangkap dan diterima oleh telinga luar, seperti daun telinga, lubang telinga, dan liang pendengaran, kemudian melewati membran timpani yang telah menangkap bunyi dari telinga luar tadi. Setelah menerima rangsang bunyi, gendang telinga kembali meneruskannya ke tulang-tulang pendengaran. Disini, tulang martil, landasan, dan sanggurdi mereka memperkuat getaran/impuls dan kemudian meneruskannya kembali ke koklea/rumah siput dan merangsang saraf di sekitar cairan rumah siput dan dikirim ke otak. Selanjutnya di otak, suara tersebut diolah sehingga dapat mendengar dan mengartikannya.
4.  Faktor yang Mengakibatkan Seseorang Kehilangan Pendengaran
Gangguan pendengaran bisa terjadi pada siapa saja dan pada semua umur , bisa sementara dan bahkan permanen. Gangguan pendengaran disebabkan karena salah satu atau lebih, bagian dari telinga tidak dapat berfungsi secara normal.
Jenis Gangguan Pendengaran :
1.    Gangguan Pendengaran Konduktif : Terjadi ketika gelombang suara terhalang masuknya dari lubang telinga dan gendang telinga menuju ke rumah siput ( koklea ) dan Saraf Pendengaran (Auditory Nerve).
Beberapa penyebab gangguan pendengaran ini :
·      Infeksi Telinga Tengah (otitis media)
·      Peradangan yang ditimbulkan menyebabkan cairan yang menumpuk di telinga tengah serta dapat merusak gendang telinga.
·      Kista di liang telinga
·      Tumor di telinga tengah
·      Sumbatan Cerumen atau Benda Asing (kotoran telinga)
·      Pengapuran atau kekakuan pada:
-       Gendang telinga (timpanosklerosis)
-       Tulang-tulang pendengaran (otosklerosis)
2.    Gangguan Pendengaran Sensorineural/Saraf : Terjadi ketika rumah siput ( koklea) atau saraf pendengaran fungsinya menurun. Disebabkan adanya kerusakan pada telinga bagian dalam atau pada jalur saraf pendengaran ke otak dan biasanya bersifat menetap/permanen.
Beberapa penyebab gangguan pendengaran ini :
·      Faktor Usia
·      Dikenal dengan presbikusis. Terjadi secara berangsur-angsur, sehingga kadang-kadang tidak disadari.
·      Paparan terhadap Kebisingan
·      Suara mesin di pabrik atau suara musik yang keras dapat menyebabkan gangguan pendengaran.
·      Penyakit atau Trauma
·      Penyakit Meniere Syndrome (disertai dengan vertigo, mual, dan tinitus), tumor, cedera kepala waktu lahir, dan juga dapat disebabkan oleh infeksi virus seperti TORCHS (toksoplasma, rubella, citomegalovirus, herpes, dan syphilis), dan diabetes melitus.
·      Obat-obatan (ototoxic) seperti: pemakaian aspirin dosis tinggi, beberapa antibiotika, diuretika, dan kemoterapi. Sebaiknya selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum mengkonsumsi obat-obatan.
Faktor-Faktor Lain:
·      Merokok dapat menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah ke telinga dalam.
·      Faktor genetika/keturunan.
·      Akibat dari penyakit sistemik lainnya. 
3.    Gangguan Pendengaran Campuran : Campuran atau gabungan antara gangguan pendengaran konduktif dan saraf. Dimana gangguan pendengaran ini disebabkan karena adanya gangguan pada jalur konduktif dan sensorineural/saraf.

Derajat Gangguan Pendengaran, berdasarkan ambang dengar hantaran udara :
·      Normal: 0 - 20 dB
·      Kurang Dengar :
-       Ringan (mild hearing loss) : 21 - 40 dB
-       Sedang (moderate hearing loss) : 41 - 70 dB
-       Berat (severe hearing loss) : 71 - 90 dB
·      Tuli (deaf) : > 90 dB

5.  Efek-Efek Gelombang Ultrasonik
Gelombang ultrasonik dapat memberikan efek, baik mekanik, panas, kimiawi maupun biologis. Atau perubahan – perubahan siklik yang terjadi pada perambatan gel ultrasonik : getaran partikel, perubahan tekanan, peruabahan densitas, dan perubahan suhu.
Semua perubahan di atas bersifat sementara dan pengaruhnya sangat kecil, banyaknya panas yang timbul di dalam jaringan tubuh ditentukan oleh : intensitas, lamanya pemaparan, dan koefisien absorpsi jaringan. Pemakaian gel ultrasonik dan intensitas tinggi dapat menimbulkan fenomena kavitasi pada medium yang berupa cairan. Faktor yang menambah keamanan penggunaan USG yang banyak dipakai saat ini mempunyai intensitas < 10 MW/Cm2.
1.    Mekanik
Membentuk emulsi asap/awan dan disintegrasi beberapa benda padat. Ini bisa digunakan untuk mendeteksi lokasi batu empedu.
2.    Panas
Sebagian ultrasonik mengalami refleksi pada titik yang bersangkutan dan sebagian lagi pada titik tersebut mengalami perubahan panas. Pada jaringan bisa terjadi pembentukan rongga dengan intensitas tinggi.
3.    Kimia
Gelombang ultrasonik menyebabkan oksidasi dan hidrolisis ikatan polyester
4.    Biologis
Efek ini sebenarnya merupakan gabungan antara efek-efek di atas, misalnya panas menimbulkan dilatasi pembuluh darah. Ultrasonik juga meningkatkan permeabilitas membran sel dan kapiler serta merangsang aktivitas sel. Otot mengalami paralisis dan sel-sel hancur, bakteri dan virus dapat pula hancur. Keletihan akan terjadi jika frekuensi ultrasonik ditingkatkan.
6.  Aplikasi Gelombang Ultrasonik di Bidang Kesehatan
Pemeriksaan bagian dalam tubuh manusia dengan Ultrasonik dinamakan USG (Ultrasonografi)  merupakan aplikasi gelombang bunyi dalam bidang kedokteran.  Pemeriksaan dengan menggunakan Ultrasonografi  memanfaatkan sifat gelombang yaitu bisa dipantulkan termasuk gelombang bunyi. Sebagai contoh aplikasi gelombang bunyi dalam bidang kedokteran adalah pemeriksaan  janin dan ibu hamil oleh dokter spesialis kandungan  dan kebidanan.  Dengan  mengamati  layar monitor dokter bisa mengetahui  ukuran janin, denyut jantung sampai jenis kelamin, maka dokter bisa memonitor pertumbuhan serta kesehatan janin.
Pemeriksaan dengan Ultrasonografi lebih aman dibandingkan dengan pemeriksaan menggunakan sinar-x (sinar Rontgen) baik bagi ibu yang mengandung atau bagi janin. Ultrasonik tidak akan merusak material yang dilewatinya  karena ultrasonik merupakan salah satu gelombang mekanik sehingga pemeriksaan Ultrasonografi disebut Pengujian tak merusak (non destructive testing) disingkat  NDT.  Aplikasi gelombang bunyi dalam bidang kedokteran  yang lain adalah penggunaan ultrasonografi  untuk pemeriksaan kanker pada hati dan otak.
Kelebihan penggunaan Ultrasonografi dibanding penggunaan sinar x adalah:
Ultrasonografi lebih aman  untuk melihat janin di dalam rahim ibu hamil dibanding sinar x karena sinar x dapat meng-ionisasi sel hidup
Ultrasonografi dapat digunakan terus menerus untuk melihat pergerakan serta perkembangan sebuah janin
Ultrasonografi dapat mengukur kedalaman suatu benda di bawah permukaan kulit melalui selang waktu dipancarkan sampai dipantulkan kembali gelombang ultrasonik. Sedangkan gambar yang dihasilkan oleh sinax datar tanpa petunjuk jarak letak sebuah benda atau kedalaman benda.
Ultrasonigrafi mampu mendeteksi perbedaan antar jaringan-jaringan lunak dalam tubuh yang tidak dapat dilakukan oleh sinar x sehingga mampu menemukan tumor atau gumpalan lunak di tubuh manusia.
Gelombang ultrasonik dengan intensitas yang sangat tinggi, yaitu 107W/m2, digunakan untuk diagnosa dan pengolahan seperti menghancurkan jaringan dalam tubuh yang tidak diinginkan (misalnya tumor atau batu ginjal). Gelombang ultrasonic dapat juga digunakan untuk terapi, misalnya untuk memberi pemanasan pada bagian tubuh yang luka.
 
7.  Rumus dan Penggunaannya pada Efek Doppler
Ketika kita mendekati sumber bunyi maka frekuensi yang terdengar akan lebih keras. Sebaliknya jika kita menjauhi sumber bunyi maka frekuensi yang didengar akan lebih kecil. Peristiwa ini pertama kali dipikirkan oleh fisikawan Austria bernama Christian Andreas Doppler (1803 – 1855). Dengan demikian peristiwa seperti ini dikenal dengan efek Doppler. Efek Doppler adalah sebuah peristiwa jika ada sebuah sumber bunyi dan  pendengar yang bergerak relative satu sama lain (menjauhi atau mendekati) maka frekuensi yang didengar oleh pendengar tidak sama dengan frekuensi yang dipancarkan oleh sumber bunyi.
Maka untuk menentukan berapa besar frekuensi yang didengar oleh pendengar bisa kita cari dengan persamaan sebagai berikut :
 Fp = V ± Vp / V ± Vs x Fs     Keterangan :
                                                Fp   : Frekuensi pendengar (Hz)
Fs   : Frekuensi sumber bunyi (Hz)
V    : Kecepatan merambatnya gelombang di udara (m/s)
Vp  : Kecepatan pendengar (m/s)
Vs   : Kecepatan sumber bunyi (m/s)
Dari rumus di atas, terdapat beberapa ketentuan penggunaannya (+-) mengenai rumus itu sendiri, yakni :
·      Jika sumber bunyi  bergerak mendekati pendengar maka kecepatan sumber bunyi (Vs) bernilai negatif (Vs = -), jika bergerak sebaliknya maka bernilai positif (Vs = +)
·      Jika pendengar mendekati sumber bunyi maka kecepatan pendengar (Vp) bernilai positif (Vp = +), jika bergerak sebaliknya maka bernilai negatif (Vp = - )